Pages

Kamis, 30 Juli 2015

BAB 1
INTALASI LISTRIK

PEMBANGKIT LISTRIK & DISTRIBUSI LISTRIK RUMAH TANGGA
Listrik dalam kehidupan manusia sangat berperan besar, sebagai contoh pemanfaatan tenaga listrik adalah sebagai berikut :
Penerangan rumah dan jalan raya.
Mengaktifkan peralatan-peralatan rumah tangga, contoh : televisi, kulkas, radio, dst.
Sarana komunikasi.
Berdasarkan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) ayat 110 T16 tegangan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Tegangan rendah ( di bawah 1000 V)
2. Tegangan menengah (1000 V-20 kV)
3. Tegangan tinggi ( di atas 20 kV)
transmisi listrik adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan Rendah (LV).
SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) = 200 KV – 500 KV
SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) = 30 KV – 150 KV
SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) = 30 KV – 150 KV
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) = 6 KV – 30 KV
Pengujian kelayakan peralatan listrik dilakukan oleh satu lembaga, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK). Di Indonesia ada satu lembaga pemerintah yang mengatur proses transmisi dan pendistribusian listrik ini hingga dapat digunakan oleh konsumen/pelanggan, yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN).


Gambar 1.1 Jaringan transmisi dan distribusi listrik

Ada banyak macam pembangkit listrik yang difungsikan sebagai pusat pembangkit listrik berdasarkan bahan bakunya, yaitu:
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batubara)
PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), dst
Dari gambar 1.1, dapat dilihat bahwa ada 2 fase agar pelanggan dapat menggunakan listrik, yakni:
Proses transmisi dari Pusat Pembangkit Listrik ke Gardu Induk/Stasiun Distribusi.
Kemudian listrik didistribusikan melalui Gardu distribusi ke konsumen seperti industri maupun rumah tangga.
Berikut adalah proses transmisi dan distribusi listrik ke konsumen :
Tenaga listrik dibangkitkan dipusat – pusat listrik ( power station)  seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTG
Di naikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang berada di pusat listrik
Listrik di salurkan ke gardu induk melalui saluran/jaringan transmisi dengan tegangan 30 kV, 66 kV, 150 kV dan 500 kV (Tegangan Tinggi)
Setelah sampai di gardu induk tegangan diturunkan menjadi 6 kV, 12 kV atau 20 kV (Tegangan Menengah)
Listrik di salurkan ke gardu distribusi melalui saluran/jaringan distribusi primer
Setelah melewati jaringan distribusi primer tegangan listrik diturunkan menjadi 380V atau 220V (Tegangan Rendah)
Melalui jaringan tegangan rendah/jaringan distribusi primer untuk selanjutnya disalurkan ke rumah – rumah pelanggan (konsumen) melalui sambungan rumah hingga ke alat pengukur dan pembatas di rumah – rumah pelanggan atau biasa di sebut kWh Meter.

INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA
Untuk dapat memahami proses kerja dan pengaplikasian Instalasi rumah tangga, maka diperlukan pengenalan yang mendalam tentang alat-alat instalasi listrik dan teknik yang umumnya digunakan pada pemasangan instalasi listrik.
PERALATAN INSTALASI LISTRIK
Ada banyak macam peralatan instalasi listrik yang diperlukan dalam proses instalasi rumah tangga, peralatan ini memiliki banyak fungsi yang berbeda, namun intinya peralatan tersebut dipasang untuk keamanan konsumen rumah tangga dalam menggunakan listrik.
BARGAINSER

Gambar 1.2 Bargainser
Alat ini terpasang di tiap rumah yang berlangganan listrik dari PLN. Bagian ini adalah batas antara PLN dan pelanggan. alat ini milik PLN dan disegel oleh PLN.
Posisi pemasangan di bagian depan dari rumah untuk memudahkan pencatatan pemakaian listrik oleh petugas PLN.
Informasi mengenai ID pelanggan (No. kontrak pelanggan) tertera pada bargainser ini.
Fungsi bargainser adalah :
Sebagai pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak pemasangan)
Merekam pemakaian daya listrik yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang menyebutnya “kWh Meter” atau “Meteran Listrik” (kWh : kilowatt hour).
Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik rumah.
Dalam bargainser ini terdapat komponen utama yaitu circuit breaker (MCB : Miniature Circuit Breaker), spin control dan meter listrik.

Miniature Circuit Breaker (MCB)
MCB bertugas memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan oleh konsumen atau bila terjadi gangguan hubung singkat (korslet) dari suatu peralatan listrik di rumah. Saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini sebaiknya diposisikan dalam keadaan non-aktif.

Gambar 1.3 Miniature Circuit Breaker
Meter Listrik (kWh Meter)
Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan pelanggan. Satuannya dalam kWh (kilowatt hour). Indikatornya terlihat dari angka-angka yang tercatat. Petugas pencatat PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu mencatat angka-angka ini.

Gambar 1.4 Meter Listrik Digital


Spin Control
Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila terjadi pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang dipakai maka perputaran akan semakin cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat oleh “meter listrik” dan bila kelebihan akan dibatasi oleh MCB.

Pengaman Listrik (Sekering / Panel hubung bagi)
Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama “Sekering”. Asalnya dari bahasa Belanda “Zekering”. Dalam bahasa Inggris biasa disebut “Fuse”. Fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila terjadi masalah seperti hubung singkat (Korslet) di peralatan listrik dengan cara memutus arus listriknya. Ada dua jenis pengaman listrik :
Pengaman lebur (Sekering)

Gambar 1.5 Fuse / Sekering
Merupakan komponen pengaman listrik yang sifat kerjanya meleburkan kawat yang dipasang didalam komponen tersebut apabila kawat tersebut dilewati dengan arus hubung singkat tertentu.
Jenis kawatnya berbeda-beda untuk tiap hantar kawat dengan arus nominal tertentu, misal 2A (Ampere), 4A, 6A dst.
MCB juga dapat difungsikan sebagai pemutus arus lsitrik bila kelebihan beban atau terjadi hubung singkat, pengaman lebur hanya berfungsi bila terjadi hubung singkat saja.

Pengaman Thermal (MCB)

Gambar 1.6 Toggle switch MCB
Seperti pada gambar 1.6, MCB merupakan komponen listrik yang bekerja dengan sistem thermal atau panas. Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi hubung singkat) dari MCB ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran listrik dan menggerakkan tuas ke posisi “OFF”. Untuk menormalkan kembali sangat mudah, hanya dengan mengembalikan tuas ke posisi “ON”.

Kabel Listrik
Kabel ialah penghantar logam yang dilindungi dengan bahan isolator.
Bila jumlah penghantar logam tadi lebih dari satu maka keseluruhan kabel yang berisolasi tadi dilengkapi lagi dengan selubung pelindung. Contohnya kabel listrik yang dipakai di rumah.
Ada 3 jenis kabel yang umumnya digunakan dalam instalasi listrik rumah tangga, yakni NYA, NYM dan NYY, penamaan ini merupakan nomenklatur pada kabel berdasarkan PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2000) dalam lampiran C yang menjelaskan mengenai tata nama (nomenklatur) kabel ini. Dari lampiran tersebut, kabel NYA, NYM dan NYY berarti kabel standar berpenghantar tembaga (huruf “N”) dan berselubung isolasi dari PVC (Poli Vinil Chlorid) (huruf “Y”).
Kabel Jenis NYA

Gambar 1.7 Kabel NYA
Merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti kawat tunggal.
Menggunakan beberapa macam warna isolasinya ada, seperti merah, kuning, biru dan hitam.
Jenisnya adalah kabel udara (tidak untuk ditanam dalam tanah). Karena isolasinya hanya satu lapis, maka mudah luka karena gesekan, gigitan tikus atau gencetan.
Dalam pemasangannya, kabel jenis ini harus dimasukkan dalam suatu konduit kabel.
Konduit adalah suatu selubung pelindung, ada yang berupa pipa besi, tetapi yang paling umum digunakan adalah pipa PVC (namun berbeda dengan pipa PVC untuk air).
Konduit ini selain bertujuan melindungi kabel dari gangguan luar juga untuk memudahkan dalam hal pekerjaan penggantian atau penambahan kabel.
Penggunaan konduit sebenarnya tidak terbatas pada jenis kabel NYA saja, tetapi bisa dipakai untuk kabel NYM atau NYY.

Kabel NYM

Gambar 1.8 Kabel NYM
Kabel jenis ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih dengan selubung karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya antara 2 sampai 4 inti dan masing-masing inti mempunyai isolasi PVC dengan warna berbeda.
Harganya lebih mahal dari tipe kabel NYA.

Kabel NYY

Gambar 1.9 Kabel NYY
Warna kabel ini umumnya adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga lebih kuat.
Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air, pemasangannya bisa untuk outdoor, termasuk ditanam dalam tanah.
Kabel untuk lampu taman dan di luar rumah sebaiknya menggunakan kabel jenis ini.
Harganya lebih mahal dibanding jenis kabel NYA dan NYM.


 Kode pananam kabel
N : Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai penghantar
NA : Kabel jenis standar, dengan alumunium sebagai penghantar
Y : Isolasi PVC
2Y : Isolasi Polyethyerse (PE)
2X : Isolasi XLPE
S : Lapisan pita tembaga ( pada kabel berurat tunggal )
SE : Lapisan pita tembaga pada tiap inti ( pada kabel berurat jamak )
C : Lapisan kawat tembaga konsentris ( sebagai penghantar netral )
CE : Lapisan kawat tembaga konsentris pada tiap int
M : Selubung luar PVC untuk kabel NYM
W : - Perisai pipa tembaga bergelombang
       - Perisai pipa alumunium bergelombang
       - Perisai pipa baja bergelombang
       - Perisai pipa baja tahan karat bergelombang
F : Perisai dari kawat baja putih
R : Perisai dari kawat baja bulat
Gb : Perisai dari spiral pita baja
B : Perisai dari pita baja galvanis
T : Penggantung untuk kabel udara
re : Penghantar padat bulat
rm : Penghantar bulat berkawat banyak
se : Penghantar padat bentuk sektor
sm : Penghantar diplin bentuk sektor
em : Penghantar bulat berkawat banyak dipadatkan



Pipa Pelindung
Fungsi pipa pelindung adalah untuk melindungi pemasangn kawat penghantar.
Penggunaan pipa pelindung ini agar instalasi listrik menjadi lebih rapi dan lebih tahan lama.
Ada beberapa jenis pipa pelindung yang sering digunakan dalam instalasi listrik
Klem

Gambar 1.11 Klem
Klem berfungsi untuk menahan pipa agar dipasang pada dinding atau langit-langit rumah.
Dibuat dari bahan plat besi atau PVC.

Kotak sambung
Dalam instalasi listrik, seringkali penyambungan kabel harus dilakukan, bahkan harus dilakukan secara bercabang lebih dari dua kabel. Kotak sambung berfungsi sebagai wadah untuk melakukan penyambungan kabel, karena menurut peraturan instalasi, penyambungan kabel tidak boleh dilakukan di dalam pipa. Berikut adalah beberapa jenis kotak sambung yang seringkali digunakan pada proses instalasi listrik.
Kotak sambung cabang dua

Gambar 1.12 Kotak sambung cabang dua
Kotak sambung cabang tiga

Gambar 1.13 Kotak sambung cabang tiga
Kotak sambung cabang empat

Gambar 1.14 Kotak sambung cabang empat

Saklar
Saklar pada umumnya berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik. Berikut adalah beberapa jenis saklar.
Saklar tunggal
 
Gambar 1.15 Bentuk fisik dan simbol saklar tunggal
Merupakan saklar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, serta satu kanal output yang terhubung dengan beban listrik/alat listrik yang digunakan.
Saklar berkutub ganda
 
Gambar 1.16 Bentuk fisik dan simbol saklar ganda
Merupakan saklar yang dilengkapi dengan empat titik hubung untuk menghubungkan penghantar fasa dengan titik nol.
Saklar berkutub tiga

Gambar 1.17 Bentuk fisik dan simbol saklar kutub tiga
Merupakan saklar yang dilengkapi dengan enam titik hubung untuk menghubungkan penghantar fasa dengan titik nol.
Saklar deret (seri)
 
Gambar 1.18 simbol saklar seri dan penggunaan saklar seri

Merupakan saklar yang dapat berfungsi ganda, yaitu memutuskan dana menghubungkan tegangan sumber dengan beban-beban yang ada secara bergantian atau bersama-sama.
Saklar tukar
 
Gambar 1.19 simbol saklar tukar dan penggunaan saklar tukar
Saklar silang
Saklar silang adalah sebuah saklar yang digunakan jika ingin menyalakan sebuah beban(lampu) atau sekelompok beban(lampu) yang ada di tempat berbeda.

Tabel 1.2 Tabel Simbol saklar

Fitting
Fitting adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menempatkan bola lampu yang digunakan untuk kepentingan penerangan. Bagian dalam dari fitting terdiri atas penghantar fasa(+) dan Penghantar nol(0) dan diberi sekat di antaranya. Sedangkan bagian luarnya diselubungi oleh bahan isolatif. Berikut adalah jenis-jenis fitting yang umum digunakan pada instalasi listrik rumah tangga.



Fitting ulir

Gambar 1.20 Fitting ulir
Fitting ulir seperti pada gambar 1.20, pemasangan bola lampunya dengan cara memutar sesuai dengan bentuk ulir pada lampu dan fitting.
Fitting Bayonet/tusuk
 
Gambar 1.21 Fitting bayonet dan bola lampu bayonet
Fitting bayonet/tusuk dan bola lampu tipe bayonet seperti pada gambar 1.21, pemasangan bola lampunya adalah dengan ditusukkan dan diputar seperempat lingkaran sesuai dengan penguncinya.
Fitting duduk

Gambar 1.22 Fitting duduk
Fitting duduk seperti pada gambar 1.22 umumnya dipasang pada langit-langit dan disekrup langsung sehingga menempel di langit-langit.
Fitting gantung

Gambar 1.23 Fitting gantung
Fitting gantung seperti pada gambar 1.23 umumnya juga dipasang pada langit-langit seperti fitting duduk, namun pemasangannya menggantung menggunakan kabel snur.



Fitting kombinasi

Gambar 1.24 Fitting kombinasi
Fitting kombinasi mempunyai bentuk fisik seperti pada gambar 1.24. Merupakan gabungan dari fitting ulir dan bayonet namun dilengkapi dengan stop kontak di sampingnya supaya dapat memanfaatkan listrik yang mengalir dari fitting tersebut.

Stop kontak
Stop kontak adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan arus listrik. Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (termin) yang berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga berjenis kecil.

Gambar 1.25 Stop kontak kecil
Stop kontak besar, juga merupakan stop kontak dengan dua lubang (termin) untuk tegangan AC yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah termin yang berfungsi sebagai ground. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar.

Gambar 1.26 Stop kontak besar

Berdasarkan tempat pemasangannya. Ada dua jenis stop kontak, yaitu:
Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok
Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.
 
Gambar 1.27 Stop kontak in-bow Gambar 1.28 Stop kontak out-bow

Steker
Steker atau Staker berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik (beban listrik) dengan sumber aliran listrik, dihubungkan dengan pada termin stop kontak sehingga alat listrik (beban) tersebut dapat digunakan.
 
Gambar 1.29 Steker (Tusuk Kontak)

Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker seperti pada gambar 1.29 juga memliki dua jenis, yaitu:
Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-alat listrik yang membutuhkan daya listrik rendah, misalnya lampu atau radio kecil.
Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang membutuhkan daya listrik besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan alat listrik lainnya.

TEKNIK INSTALASI LISTRIK
Untuk dapat melakukan instalasi listrik, maka diperlukan beberapa keahlian dasar yang umumnya digunakan pada saat merancang dan memasang instalasi tersebut. Keahlian yang perlu dipelajari adalah membuat sambungan pada kabel. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat diaplikasikan.
Pengupasan kabel

Gambar 1.30 teknik mengupas kabel
Ada beberapa alat listrik yang dapat dimanfaatkan untuk mengupas kabel, pada gambar 1.30 terlihat bahwa pengguna tersebut memanfaatkan tang pemotong dan pengupas kabel. Namun yang perlu diingat bahwa yang dikupas adalah bagian isolatornya saja.

Sambungan ekor babi

Gambar 1.31 teknik sambungan ekor babi (Pig Tail)
Proses penyambungan kabel dengan teknik ekor babi (pig tail) dapat dilihat pada gambar 1.31, dimana teknisi akan memanfaatkan tang kombinasi untuk memuntir kedua tembaga kabel dan kemudian ditutup dengan lasdop diujungnya. Proses penyambungan ini umumnya dilakukan didalam kotak sambung.

Sambungan puntir

Gambar 1.32 Teknik sambungan puntir
Proses penyambungan kabel dengan teknik puntir dapat dilihat pada gambar 1.32, dimana teknisi akan memanfaatkan tang kombinasi untuk memuntir kedua tembaga kabel dan kemudian hasil sambungan akan diisolasi dengan seal tape.

Sambungan bolak balik

Gambar 1.32 Teknik sambungan bolak-balik
Proses penyambungan kabel dengan teknik bolak-balik dapat dilihat pada gambar 1.32, hamper sama dengan teknik sambungan puntir dimana teknisi akan memanfaatkan tang kombinasi untuk memuntir kedua tembaga hingga dua kali di kedua ujung tembaga dan kemudian hasil sambungan akan diisolasi dengan seal tape.


Sambungan bercabang

Gambar 1.33 teknik sambungan bercabang
Proses penyambungan kabel dengan teknik sambungan bercabang jika ada 2 atau lebih kabel yang ingin disambung seperti pada gambar 1.33.

LATIHAN SOAL
1. Sebutkan definisi dari tegangan rendah! Di rumah anda menggunakan tegangan jenis apa?Mengapa demikian?
2. Jelaskan perbedaan proses transmisi listrik dengan proses distribusi listrik!
3. Sebutkan 3 fungsi Bargainser?
4. Ada 3 komponen listrik di dalam sebuah bargainser, sebutkan dan jelaskan fungsi masing-masing komponen tersebut?
5. Jelaskan fungsi dari pengaman lebur!
6. Identifikasi di rumah anda menggunakan pengaman(sekering) jenis apa, dan jelaskan fungsi sekering tersebut!
7. Lengkapi tabel perbedaan jenis kabel di bawah ini

Keterangan             Kabel NYA   Kabel NYM   Kabel NYY  
Warna kabel          : :                      :
Jenis isolasi  :         :                      :
Tempat pemasangan  : :                      :
Harga  :                      :                      :
8.Jelaskan fungsi sebuah kotak sambung pada proses instalasi!
9.Jelaskan fungsi dari sebuah saklar!
10.Jelaskan perbedaan antara fitting ulir dengan fitting bayonet!
11.Jelaskan perbedaan penggunaan dari stop kontak besar dengan stop kontak kecil!
12.Jelaskan fungsi dari sebuah steker listrik!
13.Jelaskan 3 macam teknik penyambungan kabel dalam instalasi listrik
14. Mengapa dalam melakukan instalasi listrik kita harus menggunakan alas kaki?Jelaskan!
15. Menurut anda Pembangkit listrik jenis apa saja yang cocok diaplikasikan di Negara Indonesia, sebutkan minimal 3 jenis dan jelaskan mengapa demikian!





BAB II
TEKNOLOGI KOMUNIKASI

PENGERTIAN KOMUNIKASI
 Secara etimologi atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari kata communication, dan perkataan ini bersumber dari bahasa latin communis yang berarti sama, sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Dengan demikian komunikasi, menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.” Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, seperti dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna terhadap apa yang sedang dipercakapkan. Perkembangan teknologi memiliki banyak implikasi pada seluruh bidang kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut mempengaruhi proses eksistensi media.






PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Teknologi komunikasi adalah teknologi elektronika yang mampu mendukung percepatan dan dapat meningkatkan kualitas komunikasi (informasi) serta mempercepat arus komunikasi (informasi), sehingga tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.

RIWAYAT DAN SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Ada empat fenomena penentu sejarah perkembangan komunikasi manusia, yaitu:
Perolehan bahasa Dengan kemampuan berbahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya.
Perkembangan seni tulisan berjalan dengan komunikasi lisan
Reproduksi kata-kata tertulis dengan menggunakan alat percetakan sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massal yang sebenarya.
Munculnya alat komunikasi elektronik, mula-mula telegraf, radio, TV hingga satelit yang menandai mulainya era komunikasi jarak jauh. Hal ini menyebabkan komunikasi berubah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan manusia baik untuk pertumbuhannya maupun bagi keperluan untuk mempertahankan kehidupan.



SEJARAH KOMUNIKASI RADIO
Berlangsung sejak 1896 oleh A.S Pavov yang menemukan pemancar menggunakan bel listrik sebagai penerimanya, dimana bel akan berbunyi selama ada gelombang elektromagnetik yang melalui antena.
Heinrich Rudolph Hertz membuat sebuah pemancar yang berasaskan gelombang elektromagnetik, dimana pemancar dibuat berdasarkan prinsip-prinsip gulungan ruhmkorf.
Guglielmo Marconi, pada tahun 1895 berhasil mengirim sinyal komunikasi radio dengan gelombang elektromagnet sejauh 1,5 km. Tahun 1901, sinyal dari perangkat radio Marconi mampu melintasi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland, Kanada dan dunia inovasi radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio.
 
Gambar 2.2 Gambar 2.3
      Heinrich Rudolph Hertz                Guglielmo Marconi

REFLEKSI DIRI
Berilah jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan berikut :
Jelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi !
Sebutkan 4 fenomena yang menandai perkembangan penggunaan teknologi dalam berkomunikasi !
Jelaskan proses penemuan gelombang radio
Sebutkan 4 contoh alat komunikasi yang ada di sekitar anda

Pemancar Radio (Radio Transmitter)
Pemancar radio adalah suatu pesawat yang dapat mengirimkan informasi atau isyarat melalui udara dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Salah satu contoh radio pemancar adalah radio siaran. Ada banyak macam radio siaran seperti :
Radio Siaran Pemerintah
Dipakai untuk kepentingan umum dan pemerintah, contoh: RRI (Radio Republik Indonesia).
Radio siaran non pemerintah
Radio Siaran Swasta Niaga
Umumnya digunakan untuk kepentingan hiburan atau periklanan.
Organisasinya adalah PRSSNI ( Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia ).

Gambar 2.4 Ruang siaran radio
Radio Amatir
Sering digunakan untuk membantu pemerintah dalam keadaan darurat, seperti bencana alam.
Organisasinya adalah ORARI(Organisasi Radio Amatir Indonesia).
Radio Antar Penduduk
Disebut CB (Citizen Band)
Digunakan untuk komunikasi antar penduduk.
Organisasinya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia)
Radio Navigasi
Digunakan untuk keperluan pelayaran atau penerbangan.

Gambar 2.5 Radio navigasi pada kapal laut


Radio Kontrol
Digunakan untuk menggerakkan mesin, robot atau mainan
 Radar

   Gambar 2.6 Radar
 Pemancar yang digunakan untuk mendeteksi benda pada daerah pancarnya, dengan menerima kembali sinyal yang dipancarkan, sekaligus dapat menentukan jarak dan koordinatnya.
Sebuah pemancar radio bekerja dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang terdiri dari gelombang listrik dan gelombang magnet.
Gelombang elektromagnetik mempunyai cepat rambat di udara sebesar 3 x 108 m/s.
 , dimana   = Panjang gelombang ( meter )
V   = Kecepatan rambat gelombang (m/s)
F   = Frekuensi Pemancar (Hertz)
Pemancar radio memancarkan sebuah gelombang radio yang memiliki frekuensi di atas 20 KHz, sedangkan frekuensi yang dapat didengar oleh manusia adalah di antara 20 Hz s/d 20 KHz.

Gambar 2.7 Diagram kerja Pemancar radio

Osilator akan menghasilkan gelombang berfrekuensi tinggi (High Frequency (HF)).
Input berasal dari microphone yang akan menghasilkan frekuensi audio( AF ).
Pencampuran antara Frekuensi Tinggi (HF) dengan Frekuensi audio (AF) disebut proses modulasi
Pencampuran ini akan menghasilkan Frekuensi Radio(RF)
AF+HF=RF
Antena berfungsi untuk memancarkan atau menangkap gelombang radio
Modulator berfungsi untuk mencampur frekuensi audio dengan frekuensi tinggi.

Gambar 2.8 Proses pencampuran AF dan HF menjadi RF
Sinyal Modulasi
MODULASI AM

Gambar 2.9  Modulasi AM

Amplitudo gelombang Radio (RF) berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi/suara (AF). Namun Frekuensi (RF) tetap.
Amplitudo berkaitan dengan banyaknya daya listrik (Watt) yang diperlukan untuk memancarkan gelombang radio Modulasi AM.

MODULASI FM


Gambar 2.10  Modulasi FM
Frekuensi gelombang Radio (RF) berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi/suara (AF). Namun Amplitudonya (RF) tetap.
Tabel 2.1 menunjukkan perbedaan modulasi AM dan FM

Tabel 2.1 Perbedaan Penerima Radio AM dengan FM

Jenis                                        AM                :                        FM  
Amplitudo                 :  Berubah sesuai sinyal pemodulasi (AF) : tetap  
Frekuensi Pembawa  :  Tidak Berubah     :  Berubah sesuai sinyal pemodulasi (AF)  
Pembatas Amplitudo :   Tidak ada  :  Ada  
Lebar jalur                : 9 KHz  :  250 KHz  
Jalur Gelombang       : LW,SW,MW  :  VHF dan UHF  
Multipleks Stereo   : Tidak ada  :  Ada  
Detektor frekuensi dan fase : Tidak ada   :  Ada

Kelebihan sistem transmisi FM dengan AM :
Kualitas suara FM lebih bagus karena lebar jalur FM yang lebih besar sehingga lebih banyak harmonic yang ditransmisikan.
Noise pada FM rendah, noise dapat dihilangkan dengan mudah menggunakan metode Clipping (memotong puncak gelombang pembawa)

PENERIMA RADIO
Ada 2 jenis penerima Radio yaitu penerima radio AM dan penerima radio FM
Penerima Radio AM
Berfungsi untuk menerima gelombang radio AM yang berbentuk sinyal termodulasi.
Prinsip kerja atau alur kerja penerima radio:




Gambar 2.11  Penerima Radio AM

Cara kerjanya sebagai berikut :
Antena menerima berbagai macam gelombang elektromagnetik. Kemudian Penala akan memilih gelombang radio yang yang akan diproses lebih lanjut. Gelombang elektromagnetik kemudian dirubah menjadi sinyal listrik termodulasi. Sinyal modulasi akan dipisah antara sinyal pembawa dan sinyal informasinya oleh Detektor, proses ini disebut dengan demodulasi. Output dari detektor berupa sinyal suara yang masih lemah akan dikuatkan oleh Penguat audio. Hasil penguatan sinyal akan masuk ke loudspeaker agar suara dapat terdengar.

Penerima FM Superheterodyne








Gambar 2.11  Penerima Radio AM

Keterangan:
Penala (Tuning)
Penguat RF (RF Amplifier)  menguatkan gelombang radio.
Pencampur (Mixer)  mencampur RF dengan sinyal dari osilator local dan selisih antara RF dan sinyal tersebut disebut sinyal antara(IF atau MF). Frekuensi yang keluar dari pencampur adalah 10.7 MHz.
Osilator Lokal  menciptakan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari RF. Ada beberapa jenis rangkaian osilator seperti osilator Colpitts, Hartley, Clapp, dan Meissner
Penguat IF 1  menguatkan sinyal frekuensi IF 10.7 MHz.
Penguat IF 2  Sebagai pembatas frekuensi yang boleh diteruskan ke bagian detektor.
Detektor FM  Mengubah perubahan sinyal frekuensi FM menjadi perubahan tegangan sinyal audio.
Penguat AF
Power Supply/Catu Daya
Loudspeaker
AGC(Automatic Gain Control)  mengontrol penguatan sinyal frekuensi pemancar oleh penguat RF dan IF agar output dari detektor konstan.

LATIHAN SOAL
Berilah jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan berikut :
Jelaskan perbedaan pemancar Radio AM dengan pemancar radio FM!
Sebutkan Jenis-jenis radio siaran Non-pemerintah dan jelaskan fungsi dari masing-masing radio tersebut!
Jelaskan proses modulasi yang terjadi pada stasiun pemancar radio!
Gambarkan proses modulasi AM !
Gambarkan proses modulasi FM !
Jika anda menilik tabel 2.1 yaitu tabel perbedaan antara sinyal modulasi AM dengan sinyal modulasi FM, maka modulasi mana yang menurut anda lebih baik untuk keperluan siaran di dalam kota saja? Mengapa demikian, jelaskan!
Gambarkan bagan kerja sebuah penerima radio AM!
Pada gambar 2.11 ada sebuah blok yang berisi keterangan penguat audio, jelaskan fungsi bagian tersebut!
Alat yang dimanfaatkan oleh penerima radio untuk menghasilkan suara adalah?
Jelaskan tentang proses demodulasi!


















BAB III
DASAR TEKNOLOGI  DIGITAL

ANALOG Vs DIGITAL

Gambar 3.1 Gambar 3.2
Sinyal Analog Sinyal digital
Beberapa keuntungan menggunakan sistem/sinyal digital jika dibandingkan dengan sistem analog sebagai berikut :
Sinyal digital mempunyai kemampuan mereproduksi sinyal dengan lebih baik dan akurat.
Memiliki reliabilitas sinyal yang lebih baik  Ketahanan terhadap noise lebih kuat.
Memiliki fleksibilitas yang lebih baik.
Lebih ekonomis karena memanfaatkan penggunaan IC yang telah diproduksi secara massal.

SISTEM BILANGAN
Untuk dapat memahami mekanisme sistem dan sinyal Digital, maka perlu adanya pengenalan dan pemahaman terhadap sistem bilangan yang umumnya digunakan dalam sistem digital. Ada 4 sistem bilangan, yaitu :
Bilangan Desimal ( r = banyak bilangan )
Bilangan yang memiliki basis 10, contoh 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 ( r=10 )
Bilangan Biner
Bilangan yang memiliki basis 2, contoh 0 dan 1 ( r=2 )
Bilangan Oktal
Bilangan yang memiliki basis 8, contoh 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 ( r=8 )
Bilangan Hexadesimal
Bilangan yang memiliki basis 16, contoh 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F ( r=16)

KONVERSI BILANGAN
Perlu diperhatikan bahwa sistem digital banyak bekerja dengan menggunakan sistem bilangan Biner, octal, dan hexadecimal. Maka kita perlu mengetahui dan memahami metode yang mesti digunakan untuk mengubah satu bilangan ke bentuk bilangan yang lain.
 Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner
Jadi hasil konversi dari bilangan Desimal dengan nilai 9 menjadi bilangan biner adalah 1001





Konversi bilangan Biner ke bilangan Desimal
Contoh : Rubahlah bilangan 1001 ke bentuk decimal ( 10012 =…..10 )
Proses :
Ambil bilangan biner paling kanan dan dikalikan dengan 20
Kemudian ambil bilangan kedua dari kanan dan dikalikan dengan 21
Kemudian ambil bilangan ketiga dari kanan dan dikalikan dengan 22
Lalu ambil bilangan keempat dari kanan dan dikalikan dengan 23
Jumlahkan semua hasil perkalian tersebut, seperti contoh di bawah


Konversi bilangan desimal ke bilangan oktal
Contoh : rubahlah bilangan 5810 menjadi bilangan oktal (berbasis 8)

Maka hasilnya adalah 728

Konversi bilangan Oktal ke bilangan  Desimal
Contoh : rubahlah bilangan 728 menjadi bilangan desimal (728 = ……10 )
Ambil bilangan oktal paling kanan dan dikalikan dengan 80
Kemudian ambil bilangan kedua dari kanan dan dikalikan dengan 81
Jumlahkan semua hasil perkalian tersebut, seperti contoh di bawah
( 7 x 81 ) + ( 2 x 80 ) =
( 7 x 8 ) + ( 2 x 1 ) =
56 +2 = 5810

Konversi bilangan Desimal ke bilangan  Hexadesimal
Contoh : Rubahlah bilangan desimal 2476 menjadi bilangan hexadesimal

Maka hasilnya adalah 9FA

Konversi bilangan Hexadesimal ke bilangan  Desimal
Contoh : Rubahlah bilangan hexadesimal 9FA menjadi bilangan desimal

Konversi bilangan oktal menjadi bilangan biner

Konversi bilangan Biner menjadi bilangan Oktal

Konversi bilangan Hexadesimal menjadi bilangan biner

Konversi bilangan Biner menjadi bilangan Hexadesimal


LATIHAN SOAL
Sebutkan 3 keuntungan penggunaan sistem digital jika dibandingkan dengan sistem Analog !
Sebutkan 4 jenis sistem bilangan !
21010 = ………..2
6010 = ………..2
11112 = ………..10
10112 = ………..10
111002 = ………..10
A9616 = ………..2
4316 = ………..2
328 = ………..2

GERBANG LOGIKA DASAR
Gerbang Logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal input tetapi hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan rendah. Gerbang-gerbang logika merupakan dasar untuk membangun rangkaian elektronika digital. Suatu gerbang logika mempunyai satu terminal output dan satu atau lebih terminal input. Output dan input gerbang logika ini dinyatakan dalam kondisi HIGH (1) atau LOW (0). Dalam suatu sistem TTL level HIGH diwakili dengan tegangan 5V, sedangkan level LOW diwakili dengan tegangan 0V. Ada tujuh gerbang  logika yaitu AND, OR, INVERTER, NAND, NOR, exclusive-OR (XOR), dan exclusive-NOR (XNOR). Namun kali ini kita akan belajar 3 gerbang yang paling dasar yakni AND, OR dan INVERTER.

Gerbang Logika AND
Gerbang and merupakan salah satu gerbang dasar yang memiliki dua buah saluran input dan satu saluran output.
Gerbang AND mempunyai sifat bila sinyal output ingin tinggi (1) maka semua sinyal input harus dalam keadaan tinggi (1)
Gerbang AND yang memiliki 2 input dapat dianalogikan sebagai 2 saklar seri untuk menghidupkan lampu, seperti gambar 3.3, dimana lampu akan menyala bila saklar SA dan saklar SB sama-sama ditutup.


(a)




Y = A . B

(b)
Gambar 3.3 Analogi dan simbol gerbang AND


Input Output  
A B Y (And)  
0 0 0  
0 1 0  
1 0 0  
1 1 1
Tabel 3.1 Tabel Kebenaran gerbang AND

Gerbang Logika OR
Gerbang OR merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki dua buah saluran output input atau lebih dan sebuah saluran output.
Suatu gerbang logika OR akan menghasilkan sebuah output logika 1 apabila salah satu atau semua saluran inputnya mendapatkan nilai logika 1.
Gerbang OR 2 input dapat dianalogikan sebagai 2 saklar paralel untuk menghidupkan lampu, sebagaimana Gambar 3.4, dimana lampu akan menyala bila salah satu saklar SA atau saklar SB ditutup.




(a)







Y = A + B




b)
Gambar 3.4 Analogi dan simbol gerbang OR


Input Output  
A B Y (OR)  
0 0 0  
0 1 1  
1 0 1  
1 1 1
Tabel 3.2 Tabel Kebenaran gerbang OR

Gerbang Logika NOT / Inverter
Gerbang NOT juga sering disebut dengan gerbang inverter.
Gerbang NOT memiliki satu buah saluran input dan satu buah saluran output. Gerbang NOT akan selalu menghasilkan nilai logika yang berlawanan dengan kondisi logika pada saluran inputnya.
Bila pada saluran inputnya mendapatkan nilai logika 1, maka pada saluran outputnya akan dihasilkan nilai logika 0
Gerbang inverter (NOT) merupakan suatu rangkaian logika yang berfungsi sebagai "pembalik".
Gerbang NOT dapat dianalogikan sebagai sebuah saklar yang dihubungkan dengan relay normaly closed (NC) untuk menghidupkan lampu, sebagaimana Gambar 1.3.a, dimana jika saklar  SA terbuka (logika 0), maka relay (S) dalam kondisi tertutup sehingga lampu menyala (logika 1), sedangkan bila saklar terbuka (logika 0), maka relay dalam kondisi terbuka sehingga lampu padam (logika 0).
 
Gambar 3.5 Analogi dan simbol gerbang NOT


Input Output  
A A (NOT)  
0 1  
1 0
Tabel 3.3 Kebenaran gerbang NOT

TES FORMATIF
Jika Input A =1 ; B =0 ; C=0 ; D =1 ; E =0 ; F =0 ; G =1 ; H =1 ; I =1 dan J =1, Tentukan Output Y





nb : maafin ada beberapa yang ngga ada gambarnya karena gabisa disalin dan karena ada yang gaada gambarnya. thanks

-clmnt
www.wikipedia.com

0 komentar:

Posting Komentar